Pencanangan Eco Event Mendorong Penekanan Timbulan Sampah Melalui Gerakan Indonesia Bersih

waktu baca 6 menit
Foto: Tamu kegiatan Gerakan Indonesia Bersih di Makassar.

bukabaca.id, Makassar – Kegiatan penyuluhan lingkungan dan Gerakan Kelola Sampah Berbasis Warga sebagai Upaya Mitigasi Perubahan Iklim yang berlangsung di Lapangan Bitowa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan masyarakat. Acara ini merupakan bagian dari Gerakan Indonesia Bersih yang bertujuan untuk memperkuat literasi lingkungan dan semangat kolaborasi dalam pengelolaan sampah. Selasa, 6 Agustus 2024.

Kegiatan tersebut sebagai pencanangan eco event pertama kali di Kota Makassar yang diassesment oleh pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Eco Event adalah suatu acara atau kegiatan yang diselenggarakan dengan prinsip dan praktik ramah lingkungan. Tujuan utama dari Eco Event adalah meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan serta mempromosikan kesadaran dan tindakan lingkungan di kalangan peserta dan masyarakat. Berikut adalah beberapa aspek utama dari Eco Event:

1. Perencanaan Ramah Lingkungan

  • Pemilihan Lokasi: Lokasi yang dipilih harus dapat diakses dengan transportasi umum atau cara lain yang rendah emisi karbon.
  • Penggunaan Ruang Terbuka: Memanfaatkan ruang terbuka untuk mengurangi kebutuhan energi dari penerangan dan pendingin ruangan.

2. Pengelolaan Sampah

  • Sistem Pengelolaan Sampah: Mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah yang efektif seperti pemisahan sampah organik, anorganik, dan daur ulang.
  • Pengurangan Penggunaan Plastik: Menghindari penggunaan plastik sekali pakai dengan menyediakan alternatif seperti alat makan dan minum yang dapat digunakan kembali.

3. Energi dan Air

  • Penggunaan Energi Terbarukan: Menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin untuk kebutuhan listrik selama acara.
  • Efisiensi Penggunaan Air: Menggunakan perlengkapan hemat air dan menyediakan fasilitas pengisian ulang air minum untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.

4. Transportasi

  • Transportasi Berkelanjutan: Mendorong penggunaan transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki bagi peserta acara.
  • Kendaraan Ramah Lingkungan: Menggunakan kendaraan listrik atau hibrida untuk kebutuhan transportasi acara.

5. Makanan dan Minuman

  • Sumber Lokal dan Organik: Menyediakan makanan dan minuman yang berasal dari sumber lokal dan organik untuk mengurangi jejak karbon dan mendukung petani lokal.
  • Pengurangan Limbah Makanan: Mengelola dan mendistribusikan sisa makanan untuk mencegah limbah makanan.

6. Edukasi dan Kesadaran Lingkungan

  • Kampanye Kesadaran: Menyelenggarakan sesi edukasi, workshop, atau pameran yang fokus pada isu-isu lingkungan dan cara-cara untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
  • Materi Edukatif: Menyediakan informasi dan materi edukatif mengenai praktik ramah lingkungan kepada peserta.

7. Penggunaan Teknologi

  • Teknologi Digital: Mengurangi penggunaan kertas dengan memanfaatkan teknologi digital seperti e-tickets, aplikasi acara, dan promosi melalui media sosial.
  • Virtual Event: Mempertimbangkan penyelenggaraan acara secara virtual untuk mengurangi dampak lingkungan dari perjalanan dan konsumsi energi.

8. Penilaian dan Pelaporan

  • Evaluasi Dampak Lingkungan: Melakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan dari acara dan menyusun laporan yang transparan mengenai upaya dan hasil dari penerapan praktik ramah lingkungan.
  • Feedback dari Peserta: Mengumpulkan masukan dari peserta mengenai pengalaman mereka dan saran untuk meningkatkan keberlanjutan acara di masa depan.

Acara ini merupakan bagian dari Gerakan Indonesia Bersih yang bertujuan untuk memperkuat literasi lingkungan dan semangat kolaborasi dalam pengelolaan sampah.

Dalam sambutannya, Ketua Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN yang diwakili Popi Jarot Setyawan selaku Ketua PIKK PLN UIP3B Sulawesi, menyampaikan rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT yang memungkinkan semua pihak dapat berkumpul untuk bersama-sama menggelar kegiatan penting ini. Ia menekankan bahwa masalah lingkungan dan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang harus dihadapi bersama.

“Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional KLHK per 31 Juli, ada 32,2 juta ton timbulan sampah, dan 11,6 juta tonnya tidak terkelola. Komposisi sampah didominasi oleh sisa makanan sebesar 40%, yang sebagian besar bersumber dari aktivitas rumah tangga dengan angka 49%,” jelasnya.

Masalah ini, menurutnya, membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah telah meluncurkan berbagai program dan inisiatif untuk mengurangi timbulan sampah, namun keberhasilan program-program tersebut sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat.

“Secara khusus kami hadir di Kota Makassar sebagai salah satu kota besar di Indonesia, dan memilih Kecamatan Manggala sebagai titik kegiatan, karena Kecamatan Manggala adalah lokasi tumpuan akhir sebagian besar sampah dari berbagai titik di kota besar ini. Data menunjukkan ada lebih dari 1000 ton sampah yang diangkut menuju TPA Tamangapa setiap harinya,” tambahnya.

Kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar. Dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami dampak negatif dari pengelolaan sampah yang tidak tepat, serta belajar cara-cara praktis dalam mengelola sampah yang ramah lingkungan.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara berbagai pihak, baik itu pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat, komunitas anak muda, hingga individu-individu yang peduli terhadap lingkungan. Kerja sama dan sinergi yang baik dianggap sebagai kunci untuk mencapai tujuan bersama dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Semoga upaya kita hari ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi lingkungan kita, dan menjadi langkah awal yang baik dalam mewujudkan Indonesia yang bersih, sehat, dan lestari,” ujarnya.

Ketua Ikatan Istri Pimpinan BUMN menutup sambutannya dengan mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengajak lebih banyak lagi masyarakat untuk turut serta dalam gerakan ini.

“Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, saya yakin masyarakat Kota Makassar dapat menghadapi tantangan lingkungan dan perubahan iklim dengan lebih baik,” katanya.

Kegiatan penyuluhan ini diakhiri dengan doa dan harapan agar setiap langkah yang diambil dalam menjaga lingkungan dapat diberkahi oleh Allah SWT. Seluruh peserta kemudian melanjutkan rangkaian kegiatan penyuluhan dengan penuh semangat dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lestari.

Konsep eco-event

Kegiatan yang digelar IIP BUMN dan Klikhijau menggunakan konsep “eco event” atau kegiatan ramah lingkungan. Seluruh persiapan kegiatan dilakukan dilakukan dengan amat detail dan mempertimbangkan aspek efisiensi dan minim sampah.

“Sebagai contoh, kepanitiaan menerapkan paperless atau minim penggunaan kertas. Mulai dari persuratan hingga item kegiatan lainnya sudah nihil kertas. Ini dimaksudkan agar kegiatan tidak menghabiskan banyak kertas sekaligus mengurangi timbulan sampah,” jelas Anis Kurniawan, Direktur Klikhijau.

Anis menambahkan, selama kegiatan berlangsung, panitia tidak menggunakan air minum kemasan. Jadi, semua peserta diminta membawa tumbler sendiri. Panitia menyiapkan air isi ulang di lokasi kegiatan.

“Adapun sampah yang terkumpul selama aksi bersih dilakukan, akan dipilah dan diserahkan langsung ke pihak bank sampah. Pada kegiatan ini, panitia gandeng Bank Sampah Kemuning untuk edukasi, pemilahan dan penimbangan sampah,” tambahnya.

Anis juga memastikan, sterlisasi lokasi kegiatan ditata kembali dengan baik untuk memastikan bahwa tidak ada jejak sampah ditinggalkan.

“Usai kegiatan, pantia memastikan kondisi kebersihan lingkungan tetap terjaga. Ini penting untuk menginspirasi banyak pihak tentang pentingnya menggelar kegiatan ramah lingkungan.

Berkat komitmen zero waste ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku Sulawesi dan Maluku (P3E Suma) memberi sertifikat “eco-frendly management” karena dinilai telah memenuhi kriteria penyelenggara kegiatan ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *