Pengurus SAPMA Komisariat Eremerasa Lakukan Tour Budaya Bertajuk ‘How About Kajang’
bukabaca.id, Bulukumba – Pengurus Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) komisariat Eremerasa melakukan tour budaya Kajang Bulukumba dengan mengusung tema ‘How About Kajang’, Minggu (11/4/2021).
Kegiatan kunjungan tersebut sengaja diselenggarakan untuk para pengurus bisa saling berkomunikasi dan sharing langsung dengan salah satu budaya di Bulukumba, yakni Pemangku Adat dan kebijakan tentang adat istiadat serta aturan dan kebudayaan di kawasan Ammatoa. Terkait hal tersebut diungkapkan langsung oleh Firman S.Pd selaku Ketua Panitia kegiatan.
“Ngobrol dan sharing langsung dengan Ammatoa kajang selaku pemangku adat den kebijakan tentang adat istiadat, aturan dan kebudayaan yang ada di kawasan Ammatoa,” ujar Firman S.Pd saat dikonfirmasi oleh awak media melalui via WhatsApp.
Lebih lanjut katanya, kunjungan yang pengurus SAPMA lakukan pun sangat memuaskan. Pasalnya setelah melakukan kunjungan mereka pun langsung mengetahui bagaimana adat istiadat yang ada di kawasan Ammatoa.
“Alhamdulillah hasil dari pada kegiatan ini kami merasakan langsung bagaimana budaya yg ada disana mulai dari melepas sendal sbelum masuk dikawasan kajang, dilarang ambil dan harus berpakaian hitam,” jelasnya.
Tak hanya itu, tujuan lain SAPMA menyelenggarakan kunjungan ke kawasan Ammatoa adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah kebudayaan yang kebanyakan masyarakat mengatakan bahwa kultur di sana masih sangat kental.
“Tujuannya kita ingin tahu bagaimana sejarah, kebudayaan dan aturan yang ada di kajang, yang selama ini kami dengar katanya kultur budaya yg ada disana masih sangat kental. Di sana sangat lengkap dengan sarung hitamnya,” ujar Firman.
Terakhir, Ketua Panitia juga menjabarkan terkait pelajaran yang dapat ia petik setelah melakukan kunjungan budaya di kawasan Ammatoa Kajang.
“Pelajaran yang saya petik Dalam perjalanan Tour Budaya dikajang Ialah, di sana masih sangat kental budaya Leluhur atau Budaya nenek moyang kita seperti Tidak ada sendal atau alas kaki. Tak ada yang namanya Listrik seperti yang dirasakan nenek moyang kita terdahulu dan hanya menggunakan Obor sebagai penerang Dikala gelap,” ujarnya menjabarkan.
“Memasak masih menggunakan kayu bakar. Sistem Penyelesaian masalahnya masih menggunakan Sistem musyawarah, misalnya ada sengketa tanah dan permasalahan-permasalahan lainnya yang terjadi di Kampung Toa Kajang. Bahkan yang sangat berkesan adalah keseragaman pakaiannya yang serba hitam dengan passapu dikepala sebagai songkok laki-laki. Dan sarung hitam sebagai rok anggun bagi perempuan,” kunci Firman.
Sekadar diketahui, bahwa dalam kegiatan touring budaya ke Kawasan Kajang Bulukumba tersebut diikuti oleh sebanyak 20 anggota SAPMA komisariat Eremerasa. (Dev/Eka)