Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Dari Bedah Film Selimut Kabut Rongkong Sebagai Kritik Sosial hingga Visit Situs Sejarah

waktu baca 4 menit

bukabaca.id, Makassar – Pertukaran Mahasiswa Merdeka melalui kegiatan Modul Nusantara 2021 yaitu Kebhinekaan melangsungkan kegiatan bedah film dan dan visit situs sejarah Sulawesi Selatan (Sulsel).

Modul Nusantara dibawah bimbingan Asri Mulya Setiawan mengemukakan dengan adanya kegiatan ini mahasiswa yang berasal dari 15 Perguruan Tinggi dari Jawa dan Sumatera dapat mengetahui keberagaman budaya, suku dan adat istiadat yang ada di Sulsel

“Selain perjumpaan dan keakraban sesama mahasiswa seluruh Indoneisa, juga menjadi ruang meramu keberagaman, saling bertukar informasi mengenai keberagaman suku, budaya adat dan kepercayaan di daerah mereka masing-masing,” urainya

Dengan keberhasilan menyabet berbagai penghargaan hingga internasional “Selimut Kabut Rongkong” sebuah drama yang berangkat dari petualangan dengan konsep edukasi sosial yang ditujukan sebagai upaya pendukung promosi kekayaan potensi yang dimiliki Luwu Utara. Dibedah langsung melalui platform zoom, Jumat (26/11/2021).

Sutradara “Selimut Kabut Rongkong” Indra J. Mae menuturkan, kritik sosial dalam film tersebut menitik beratkan pada masalah infrastruktur sebagai sarana dan prasarana masyarakat.

“Mengkritisi tradisi masyarakat rongkong yang saat ini melupakan kekayaan budaya nenek moyang yaitu tradisi tenun, persoalan sosial terkait tanah adat dan menyoroti sisem pendidikan nasional yang mengabaikan muatan lokal,” ujarnya.

Konsep film yang menampilkan potensi alam dan kondisi sosial masyarakat juga mengangkat kisah tokoh masyarakat Rongkong yang bernama Bunga Melati, sebagai Tomakaka (Pemangku Adat) yang menaruh perhatian besar terhadap pendidikan masyarakat pegunungan.

Film yang berhasil dirampungkan dalam kurun waktu 3 bulan dengan pemeran yang tanpa memiliki rekam jejak pernah terjun di dunia perfilman.

“Tetapi mereka ingin serius mendalami karakter akhirny dengan keseriusan itu mereka memiliki akting yang sangat natural. Perlu juga di ketahui bahwa sangat berat medan yang harus kami lalui untuk sampai ke rongkong ini karena belum ada akses jalan yang baik menuju tempat ini,” ujar Indra.

Sederet prestasi yang diraih 8 Selimut Kabut Rongkong

  1. Kategori official selection di festival film internasional lift off pinewood studios Inggris
  2. Kategori official selection di festival film internasional firstime film maker online di amsterdam jerman
  3. Kategori official selection di festival film internasional first time film maker di raleigh studio Los Angeles California Amerika Serikat
  4. Urutan ke-2 selama 2 minggu berturut-turut dalam global screening di 43 negara jaringan lift off inggris
  5. Mengikuti 61 festival film internasional di 53 negara penyelenggara festival film dengan status “in Consideration”
  6. Penawaran tayang (non-profit) di stasiun tv US cinemoi TV 2022
  7. Penawaran tayang di bioskop internasional film indie di indigenous partnership di seattle Amerika Serikat tahun 2022
  8. Masuk dalam daftar 124 film indonesia durasi panjang di ajang FFI Piala citra 2021 indonesia.

Produser film Sunny Vatvani yang juga pemilik SKV Movie Entertainment, mengatakan sampai sekarang dirinya masih menunggu pandemi Covid-19 berakhir untuk bisa melanjutkan 1700 daftar film yang masih menunggu untuk ditayangkan.

Sunny Vatvani yang diketahui merupakan produser film selimut kabut rongkong sekaligus pemilik SKV Movie Entertainment mengatakan bahwa sampai sekarang dirinya masih menunggu pandemi Covid-19 berakhir.

“Karena sampai saat ini masih ada 1700 film daftar tunggu untuk penayangan di bioskop, ketakukan kami production house akan mengalami kerugian jika film dipaksakan diputar di bioskop dalam masa pandemi. Jika tidak ada halangan tahun 2022 film ini akan segera tayang di seluruh bioskop tanah air,” harapnya.

Salah satu pemeran, Wasri Yanti turut memberikan penjelasan bahwa dengan adanya film ini, diharapkan tradisi tenun kembali ditekuni para penduduk dan generasi muda di daerah Rongkong, dan dukungan Pemerintah Kabupaten Lutra dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah membangun akses jalan sebagai penunjang besar keberlangsungan aktivitas masyarakat.

“Sehingga dari kota luwu hingga ke daerah rongkong bisa di tempuh dalam waktu yang relatif lebih cepat,” imbuhnya.

Dari 22 Mahasiswa perwakilann berbagai Perguruan Tinggi (PT) melanjutkan kunjungan ke Universitas Fajar (Unifa) Makassar, Senin (29/11) yang diterima oleh Rektor Unifa, Mulyadi Hamid bersama Civitas akademi dan Ketua Lembaga Mahasiswa.

Masih dalam rangkaian Kebhinekaan, Kunjungan ke Benteng Fort Rotterdam sebagai agenda khusus yang dikenal sebagai situs bersejarah benteng pertahanan yang berada di wilayah berjuluk Kota Daeng.

Lebih jauh Asri Mulya mempertegas tujuan kunjungan ke situs sejarah ini untuk menyaksikan langsung bangunan yang masih berdiri kokoh tak jauh dari Pelabuhan Makassar sebagai salah satu jalur perdagangan.

“Hal ini diharapkan dapat mengokohkan sejarah panjangnya dalam ingatan kita bersama, dan mencoba memahami lebih dalam sejarah panjang berdirinya benteng ini sebagai salah satu keberagaman sejarah dan budaya yang peninggalannya tetap di lestarikan hingga saat ini,” terangnya.

“Didalam Benteng Rotterdam terdapat Museum La Galigo untuk mempelajari sejarah dan budaya Sulsel dari masa prasejarah hinga masa modern, juga terdapat fosil dan berbagai senjata milik masyarakat Sulsel, rumah adat hingga miniatur kendaraan peninggalan sejarah lampau,” kuncinya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *