Pilkada, Masyarakat Jangan Beli Kucing dalam Karung

waktu baca 2 menit

bukabaca.id – Kontestasi politik, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak sebentar lagi tiba. Sejumlah baliho atau poster orang-orang yang merasa pantas menjadi pemimpin terpasang di sepanjang jalan kota maupun pelosok desa, mulai dari incumbent (petahana), politisi, pengusaha, politisi yang pengusaha atau pengusaha yang politisi sampai anak muda mengadu nasib ingin menjadi sosok orang nomor satu di daerahnya.

Seperti diketahui, moment ini adalah sebagai penentu arah dan langkah daerah tersebut ingin dibawa kemana, apakah kepada kebaikan masyarakatnya atau kebaikan pribadi, kelompok bahkan asing.

Seperti membiarkan masyarakatnya menganggur sedang orang asing dibiarkan bekerja di daerah tersebut sekalipun hanya buruh kasar. Atau seperti membiarkan sungainya tercemar akibat limbah yang mengalir tanpa diolah kembali sehingga masyarakat setempat mulai kehilangan air yang layak dan para petani ikan tawar mulai kehilangan mata pencaharianya.

Jangan kita menginginkan daerah tersebut rusak alamnya akibat Sumber Daya Alamnya (SDA) di explorasi secara berlebihan sehingga terjadi longsor dan banjir yang mengakibatkan bencana alam selalu datang silih berganti.

Semua pilihan tersebut punya resikonya masing-masing, jangan sampai masyarakat salah lihat apalagi salah pilih sehingga seperti pepatah mengatakan “Jangan membeli kucing dalam karung” yang maksudnya jangan memilih calon yang tak memiliki pengalaman, integritas, atau kapasitas.

Jangan juga yang tak pernah tau bagaimana sulitnya mendapatkan air bersih atau jangan yang tak tau bagaimana sulitnya jual hasil panen atau jangan lagi yang tak tau bagaimana sulitnya masyarakat mencari pekerjaan di tengah gencar-gencarnya program industrialisasi. sekali lagi jangan membeli kucing dalam karung, Haram!

Pilkada serentak ini jangan hanya karena uang kita memilih apalagi si calon tersebut mantap rupawan. Pilkada bukan soal seberapa tampan rupawan atau banyak uangnya tapi soal masa depan daerahnya.

Pada akhirnya kontestasi Pilkada serentak ini harus mampu menuju perubahan kondisi yang lebih baik, karena bertujuan untuk memilih kepala daerah yang nantinya dapat merealisasikan kebijakan pro rakyat sehingga Pilkada harus menjamin memilih pemimpin yang berkualitas bukan yang kaleng-kaleng.

Penulis: Ridho Rifaldi
Ketua Pimpinan Wilayah SEMMI Banten

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *