Pj Gubernur Sulsel Ajak Masyarakat Waspadai Perubahan Iklim

waktu baca 2 menit
Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel, Bahtiar Baharuddin.

BukaBaca.id, Makassar – Kunjungan kerja (kunker) Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel, Bahtiar Baharuddin, di Kabupaten Pinrang disambut hujan sesaat setelah tiba, Kamis (2/11/2023).

Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid, menyebut kedatangan Bahtiar membawa berkah setelah sekian lama tidak hujan selama musim kemarau. Sepanjang perjalanan kembali ke Kota Makassar hujan juga turun.

“Alhamdulillah, kita dari Pinrang, hujan sudah turun hari ini,” kata Bahtiar di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Kamis malam.

Bahtiar menyebutkan, hujan sudah mulai turun di Sulsel sesuai prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan kepadanya.

“Sesuai dengan prediksi BMKG, dua hari lalu kita rapat sama dan disampaikan tanggal 2 November itu tepat. Ini ilmu luar biasa, sepanjang jalan tadi hujan,” sebutnya.

Ia pun telah melakukan koordinasi untuk dilakukan hujan buatan, karena sudah ada awan tebal.

“Saya berkoordinasi dengan BMKG dan teman-teman angkatan udara dan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), kalau memang awan tebal memungkinkan dilakukan,” imbuhnya.

Namun, kata Bahtiar, hujan ini adalah hujan transisi. Hujan dari musim kemarau ke musim hujan.

Ia mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi perubahan iklim dari musim kemarau ke musim hujan. Sebagian wilayah di Sulsel sudah memasuki musim hujan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel juga melalui dinas terkait akan melakukan upaya hal tersebut. Beberapa lalu sudah meminta dilakukan fogging dan penyemprotan, terutama munculnya jentik nyamuk.

Tidak kalah pentingnya, sebut Bahtiar, adalah masyarakat untuk melakukan bersih-bersih di lingkungan sekitarnya, bergotong royong.

Terbentuknya genangan pada penampungan ataupun lubang-lubang akibat air hujan merupakan salah satu hal yang dapat mengundang penyakit di musim penghujan seperti saat ini, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD).

DBD merupakan penyakit yang terbentuk akibat dari adanya infeksi virus dengue yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Berbagai upaya pencegahan terhadap penyakit DBD sudah harus menjadi kesadaran bersama, baik pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.

“Orang Sulsel punya tradisi gotong royong yang kuat sejak dulu. Terutama saluran air yang tergenang. Masyarakat diajak, paling baik juga ketika ada inisiatif warga. Sama-sama kita menjaga daerah kita,” pesannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *