Putuskan Mata Rantai Tengkulak dengan Memanfaatkan IT

waktu baca 3 menit
Adhe Fikri Anas.

bukabaca.id – Memutuskan mata rantai tengkulak dengan memamfaatkan information technology (IT) merupakan sebuah langkah yang tepat guna untuk memberdayakan serta meningkatkan penghasilan para petani. Sebabnya dengan adanya tengkulak yang notabenenya tahu dengan selut-belut harga pasar terkadang bertindak keji dengan memainkan harga di petani dengan harga beli murah dan menjualnya kembali dengan harga mahal.

Dengan adanya pemamfaatan IT, petani bisa menjualnya langsung kepada konsumen dengan harga lebih mahal ketimbang melalui proses ke tengkulak terlebih dahulu sehingga meminimalkan adanya ketidakadilan harga terhadap petani yang hasilnya akan jauh lebih maksimal dan akan jauh lebih terbayarkan usaha serta jerih payahnya.

Saya pernah berdiskusi dengan petani dengan mempertanyakan perihal itu, mereka mengatakan tengkulak bisa memainkan harga sebab yang tahu harga pasar, sementara petani kekurangan informasi itu. Dari situ saya berpikir bahwa betapa pentingnya sebuah teknologi demi mendapatkan informasi.

Sekarang memang tugas kita sebagai anak bangsa yang khususnya berlatar belakang keilmuannya di bidang pertanian sudah sepatutnya mencerdaskan petani agar meraka tidak dijajah pemikirannya oleh tengkulak.

Kita meningkatkan pemahaman pemahaman mereka bahwasannya teknologi sangat membantu menunjang pekerjaan dan pendapatan guna untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Apalagi ditambah dengan era sekarang yang kita tengah disuguhi era modern 4.0, kita harus mengejar ketertinggalan itu agar dapat dengan segara meyesuaiakan era.

Teknologi sangat berperang penting dengan sejuta mamfaatnya untuk hidup semua orang, tak memandang lapisan ataupun golongan semua bisa mendapatkan mamfaatnya.

Ketika petani kita memiliki kekurangan menjalankan aplikasi dikarenakan oleh kondisi fisik seperti sudah tua, tak pandai membaca, dan lain-lain, kita bisa memamfaatkan keluarganya seperti anak mereka, ataukah kelompok tani (poktan) yang ada di wilayah mereka, otomatis ada satu-dua orang yang pasti pandai menjalankan aplikasi tersebut.

Dengan hadirnya teknologi informasi di tengah-tengah masyarakat khususnya petani akan mendapatkan manfaat yang begitu nyata daripada hanya sekadar memberikan bantuan subsidi yang sifatnya sementara, lebih baik kita membuatkan aplikasi yang didalamnya sudah ada proses jual beli online, mulai dari peralatan pertanian, bibit, pupuk, hasil panen hingga hasil pengolahan pasca panen. Manfaat lainnya, bisa meliputi seputar informasi pertanian dari kementerian, provinsi, dan kabupaten sehingga segala informasi mereka dapat tahu dan dengan mudah mereka akses.

Dengan adanya peningkatan kesejahtraan hidup petani akan mendorong hadirnya petani-petani muda milenial yang akan menggantikan nantinya petani yang sudah tidak bisa lagi turun ke lahan, menjadikan pekerjaan petani sudah menjadi pekerjaan yang asyik hingga menjadi lifestyle tak ada kata malu lagi untuk bertani.

Kita anak muda yang akan menjadi generasi emas nantinya yang akan memasuki bonus demografi dan masa kegemilangan Indonesia di tahun 2045 tepat ke-100 tahun umur Indonesia yang akan menjadi penurus estafet para pendahulu kita dan tak luput perhatiannya untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa lumbung pangan dunia nantinya.

Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia!

Oleh: Adhe Fikri Anas
Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *