Sejarah Panjang Sritex : Dari Kejayaan ke Senjakala

waktu baca 1 menit
Ilustrasi.

Jakarta – PT. Sri Rejeki Isman (Sritex), perusahaan tekstil kebanggaan Indonesia, resmi ditutup akibat pailit. Keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan panjang Sritex, yang pernah berjaya sejak didirikan oleh Lukminto pada tahun 1966.

Sejarah Sritex diwarnai dengan berbagai pencapaian gemilang. Pada 28 Desember 1991, perusahaan ini menerima penghargaan prestisius “Upakarti Kepeloporan” dari Presiden Soeharto di Istana Negara, Jakarta.

Penghargaan ini diberikan karena Sritex dinilai sukses menjalin hubungan erat dengan masyarakat dan mendukung industri kecil, seperti pengrajin kantong plastik, percetakan, serta usaha angkutan kecil.

Dari kios kecil di Pasar Klewer, Solo, Lukminto membangun Sritex menjadi raksasa tekstil. Dengan semangat pantang menyerah, ia mengembangkan usaha pencelupan kain sederhana hingga mendirikan pabrik di Sukoharjo pada tahun 1980.

Pada 1992, Sritex memiliki aset senilai Rp 250 miliar dan menjadi pemain utama di industri tekstil Indonesia.

Namun, setelah lebih dari lima dekade berdiri, badai ekonomi tak bisa dielakkan. PT. Sritex akhirnya dinyatakan pailit, menyebabkan ribuan karyawan kehilangan pekerjaan dan para mitra bisnis terdampak.

Kejatuhan Sritex menandai babak akhir dari perusahaan tekstil yang pernah menjadi simbol kejayaan industri nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *