Soal Krisis Air Bersih di Bontoa Kabupaten Maros, Pemuda: Terkesan Lucu
bukabaca.id, Maros – Musim kemarau berdampak terhadap ketersediaan air bersih, utamanya masyarakat yang bermukim di area pesisir dan belum terjangkau aliran air bersih. Seperti halnya krisis air bersih di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros menjadi langganan. Setiap tahunnya, masyarakat Bontoa harus mengalami kesulitan air bersih. Ironinya, kondisi tersebut bukan kabar baik warga sekitar sebab harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Diketahui, kisaran harga air bersih yang harus dibeli sebesar 130 ribu hingga 200 ribu untuk jangka waktu 10 hari.
Sementara itu krisis air bersih di Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros membuat Aliansi Pemuda Tanah Gersang (APTG) ikut berkomentar. Sebelumnya, yakni tahun sejak 2019 lalu mereka telah melakukan advokasi.
Koordinator Pemuda Tanah Gersang, Arung mengatakan persoalan krisis air bersih di Bontoa bukan hal baru. Oleh karenanya, Arung membeber seharusnya pemerintah Kabupaten Maros memberi solusi yang kongkrit. Menurut dia, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan sumber daya air di Bendungan Batubassi Bantimurung.
“Terkesan lucu juga kalau Maros ini mengalami krisis air bersih. Maros ini banyak memiliki sumber mata air. Tinggal niat pemerintah saja kalau mau serius tangani masalah krisis air bersih,” ungkap Arung, kepada bukabaca.id, Rabu (26/8/2020).
Lebih lanjut, Arung mengungkapkan telah melakukan upaya-upaya untuk berdiskusi dengan OPD terkait persoalan air bersih.
“Kalaupun solusi kami tawarkan itu belum kongkrit, ayo kita diskusikan lagi. Jangan bertahan pada solusi yang diduga buang anggaran saja,” jelas Arung yang juga jenderal lapangan Aliansi Masyarakat Tanah Gersang Menggugat.
Soal krisis air bersih, menurut Arung, dapat diselesaikan ketika adanya transparansi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros.
“Adanya sinergitas dari eksekutif maupun legislatif dengan pemuda-pemuda di Bontoa,” pungkasnya. (Arman Jaya)