Stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional: BUMN Untung, Kontraktor Daerah Buntung
bukabaca.id, Jakarta – Penggelontoran stimulus jumbo kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mesti mendapat pengawasan agar agar penggunaannya efektif. Ini untuk mendongkrak kinerja perusahaan pelat merah tersebut, serta pemulihan perekonomian nasional.
Untuk diketahui, BUMN mendapatkan stimulus Rp152,15 triliun yang Rp52,57 triliun di antaranya untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Stimulus itu berupa kompensasi atau subsidi, bantuan sosial, dana talangan, serta dana penyertaan modal negara (PMN).
Menurut anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai NasDem, Muhammad Rapsel Ali, pemerintah harusnya tidak hanya memikirkan pemulihan ekonomi untuk BUMN. Namun, juga memikirkan kondisi yang dialami oleh kontraktor lokal yang sangat terdampak pandemi Covid-19 ini.
“Kami banyak menerima keluhan dari kontraktor lokal yang mengalami pembatalan kontrak. Banyak yang tidak mendapatkan proyek akibat pemangkasan anggaran untuk penanganan Covid-19. Ini juga perlu diperhatikan oleh pemerintah. Jangan hanya berpikir BUMN harus untung, tapi di pihak lain ada yang buntung,” ujar Rapsel usai rapat kerja dengan Menteri BUMN di DPR RI Senayan, Selasa (9/6/2020).
Anggota DPR RI Dapil Sulsel 1 ini juga mendorong BUMN untuk memperhatikan dan menggunakan jasa kontraktor lokal. Peran BUMN harusnya mendorong pengusaha lokal bisa berkembang. Bukan malah mematikan dengan memonopoli seluruh pekerjaan infrastruktur.
BUMN sebagai penggerak ekonomi nasional harus mendukung penuh pengusaha lokal agar juga bisa menjadi penggerak ekonomi daerah.
Menurutnya, pangsa pasar infrastruktur kontraktor lokal masih sangat kecil. Secara nasional, yakni hanya 5-6%. Idealnya, BUMN karya wajib menjalin Kerja Sama Operasional (KSO) dengan swasta nasional.
“BUMN harus bergerak bersama dalam untuk pemberdayaan pengusaha lokal. Sehingga pemulihan ekonomi nasional segera terwujud,” tutur Penasihat DPP Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) ini. (*)