Taufan Pawe: Persepakbolaan Harus Disentuh Kebijakan Kepala Daerah

waktu baca 4 menit

bukabaca.id, Parepare – Nama Taufan Pawe (TP) belakangan ini “trending topic”, khususnya dari kalangan sepak bola.

Ini berawal saat CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin (Appi) memilih Stadion BJ Habibie Kota Parepare markas Pasukan Ramang selanjutnya. Mengingat, Stadion Mattoanging belum jelas pembangunannya.

Gayung bersambut, TP antusias menyambut kehadiran PSM Makassar. Wali Kota Parepare dua periode itu bergerak cepat merenovasi dua stadion sepak bola di Parepare sesuai regulasi Liga 1. Stadion Andi Makkasau diperuntukkan untuk latihan. Sementara Stadion BJ Habibie untuk pertandingan kandang PSM Makassar.

Taufan Pawe pun dibicarakan. Dirinya dinilai politisasi PSM Makassar. Menanggapi hal tersebut, TP mengatakan bahwa dirinya bukan orang baru pencinta sepak bola. Khususnya menjadi fans PSM Makassar.

Saat masih di bangku SMA, suami dari Erna Rasyid itu tergabung dalam klub sepak bola pemuda bernama PS Jaka Putra. Saat itu ia setim dengan para pemain yang kelak jadi pemain Persipare era 1980-an seperti Yan Ambasalu, Sapri Salassa, dan Jalil Koro.

Masa remajalah Taufan Pawe fans fanatik PSM Makassar. Di masa itu, TP “mati-matian” mendukung Pasukan Juku Eja. Striker PS Jaka Putra itu rela menyisihkan uang jajan sekolahnya demi menyaksikan PSM Makassar di Stadion Mattoanging secara langsung. Baginya, jarak Parepare-Makassar bukan halangan bagi para laskar PSM.

“Saya ingat keseruan bersama teman-teman naik mobil penumpang. Kadang juga memohon ke orang tua meminjam mobil pikapnya. Bahkan kita pernah bermalam di stadion karena tidak dapat mobil,” kenang Taufan Pawe.

Sejatinya, sosok 55 tahun ini bukan orang baru kemarin menggilai olahraga termasuk sepak bola. Mulai dari sepak bola, jetski, golf, tenis, dan bahkan bersepeda kesukaannya dalam berolahraga.

Kegemaran olahraga juga terlihat dari upaya gencar membangun dan memperbaiki infrastruktur setiap tahunnya. Ada GOR Bacukiki, renovasi Lapangan Andi Makkasau, hingga rehabilitasi Stadion Gelora BJ Habibie yang dulu bernama Stadion Gelora Mandiri.

Politik dan sepak bola, baginya tidak bisa dipisahkan. Ayah tiga anak ini mencontohkan bagaimana keinginan Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah (NA) yang ingin menyulap Stadion Mattoanging berstandar FIFA.

Namun, pembangunan yang sudah dimulai itu terhenti setelah NA tersandung masalah KPK. Harapan suporter PSM Makassar memiliki stadion megah kembali pupus.

“Persepakbolaan harus disentuh dengan kebijakan kepala daerah. Bukankah kepala daerah itu merupakan jabatan politis? Biar bagaimana kuatnya suatu daerah dari segi pengggaran, kalau tidak ada political will dan political action dari kepala daerah itu, kebutuhan mayoritas masyarakat yang pencinta sepak bola akan sulit terwujud,” ungkapnya.

Ketua DPD I Golkar Sulsel ini menjelaskan, industri persepakbolaan sangat sejalan dengan visi misinya membangun Kota Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap. Sebagai kota jasa, PSM Makassar bermarkas di Kota Parepare akan menimbulkan multiplier effect yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Parepare.

“Pak Appi mengatakan, industri sepak bola ini sangat menjanjikan. Seperti inilah yang saya maksud. Dengan semangat ini, saya meyakini pada sektor kepariwisataan Kota Parepare bakal meningkat. Karena industri sepak bola memiliki multiplier effect yang positif bagi perekonomian,” pungkasnya.

Diketahui, Taufan Pawe serius membenahi infrastruktur sepak bola. Pemkot Parepare mulai berbenah.

Pada APBD Perubahan 2021 Kota Parepare, TP kembali berkomitmen untuk merenovasi stadion. Dirinya menginginkan sarana dan prasarana sepak bola di Kota Parepare memenuhi standar yang ditetapkan. Bukan hanya Stadion BJ Habibie, Lapangan Andi Makassau turut dibenahi untuk tempat latihan PSM Makassar.

Lapangan alun-alun Andi Makkasau Kota Parepare mulai direhab dengan nilai anggaran Rp1,9 miliar. Rehabilitasi meliputi perbaikan saluran air sehingga dapat mengurangi risiko air tergenang ketika hujan.

“Elevasi lapangan juga kami naikkan dengan ketinggian sekitar 20-30 sentimeter dari yang sudah ada saat ini,” ujarnya.

Untuk jenis rumput, lanjut dia, akan menggunakan Zoysia Matrella atau Rumput Manilla. Sama persis digunakan Stadion GBK Jakarta. Rumput ini memiliki elastisitas yang tinggi dan teksturnya halus dibandingkan jenis lainnya. Jenis rumput ini membuat bola bergulir dengan baik.

“Jadi Pemerintah Kota Parepare berkomitmen kuat untuk menghadirkan dan tampil sebagai kota yang betul-betul menghadirkan stadion memenuhi standar,” tuturnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *