Terkait Kasus Gizi Buruk dan Stunting, Naoemi: Balita Butuh Nutrisi Optimal

waktu baca 2 menit

BUKABACA.ID, MAKASSAR – Pelaksana Tugas Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, menegaskan persoalan gizi buruk penting untuk ditanggulangi bersama, karena pada balita mempengaruhi intelektual anak hingga sistem kekebalan tubuh.

Hal ini disampaikan Naoemi Octarina saat membuka Lokakarya Persiapan Pelaksanaan LiLA (Lingkar Lengan Atas) Keluarga, yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (5/10/2021).

Pada kesempatan tersebut, Naoemi, mengaku persoalan gizi buruk pada balita bisa mengakibatkan infeksi berkepanjangan, bahkan terjadi resiko kematian.

“Kekurangan gizi atau kasus gizi buruk tidak hanya menyebabkan gangguan kesehatan fisik, tetapi juga gangguan mental pada anak,” ungkapnya.

Selain itu, Naoemi menyebut balita merupakan kelompok rentan terhadap kekurangan gizi atau gizi buruk sehingga membutuhkan nutrisi yang optimal untuk perkembangan dan pertumbuhannya, dan para orangtua harus bisa melakukan deteksi dini.

“Melalui pelaksanaan LiLA keluarga ini, kita berharap para orangtua bisa melakukan deteksi dini. Begitupun dengan para kader Posyandu,” kata Naoemi.

Ia menambahkan apabila masalah kekurangan gizi bisa dideteksi lebih awal melalui LiLA, maka penanganan bisa dilakukan lebih cepat. Karena itu, lokakarya ini sangat penting. Tujuh puskesmas yang mengikuti lokakarya ini bisa menurunkan ke Posyandu, sekaligus meningkatkan kesadaran para orangtua terhadap kesehatan balita mereka.

Sementara itu, CFO UNICEF Makassar, Henky Widjaja, mengatakan pandemi ini telah menyebabkan distorsi layanan kesehatan, sehingga seluruh sumber daya kesehatan diarahkan untuk penanganan pandemi. Sebagian masyarakat juga membatasi akses mereka ke fasilitas kesehatan, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah kasus gizi buruk pada balita dalam dua tahun terakhir.

“Sangat mendesak bagi kita untuk mengambil tindakan cepat dan tepat, untuk memperbaiki serta mencegah peningkatan kasus gizi buruk ini,” tegas Henky.

Sekadar diketahui, lokakarya yang dilaksanakan Jenewa Madani Indonesia ini diikuti tujuh puskesmas dari Kabupaten Pangkep dan Takalar, yang akan dijadikan sebagai pilot project. (Arw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *