UMI Mulai Kuliah Tatap Muka Juli, Unibos September

waktu baca 2 menit
Ilustrasi.

bukabaca.id, Makassar – Universitas Muslim Indonesia (UMI) menargetkan mulai melukan belajar tatap muka pada Juli 2021.

Hal ini disampaikan Wakil Rektor I UMI Bidang Akademik, Hanafi Ashad. “Jadi UMI itu bisalah di tahun ajaran baru di bulan Juni atau Juli lah, semester ganjil. Juni Juli paling efektifnya itu di bulan Juli lah, karena kegiatan akademik di mulai bulan Juli,” kata Hanafi dikutip dari Tribun Timur, Senin (24/3/2021).

Selama pandemi Covid-19, kata dia, UMI telah mempersiapkan protokol kesehatan untuk menghadapi kuliah offline.

“Jadi sekarang saja di UMI ini kan sudah berjalan setahun lebih ini Covid, selama setahun ini UMI mempersiapkan seluruh perangkat-perangkat protokol kesehatan termasuk tempat cuci tangan itu semua sudah termasuk di semua fakultas ada,” ucapnya.

Menghadapi perkuliahan offline, kata dia, pihaknya akan berkomitmen meningkatkan pengawasan terhadap protokol kesehatan.

“Patuh tidak patuhnya mahasiswa itu tergantung dari pengawasan nanti, karena kita tidak bisa terapkan protokol kesehatan sementara pengawasannya saja lemah. Intinya adalah penegakan kedisiplinan protokol kesehatan juga tergantung pada dua pihak,” jelasnya.

Hanafi menyebut bahwa mahasiswa yang tidak bisa mengikuti perkuliahan secara offline nantinya akan tetap diberi ruang secara online.

“Kita tetap buka ruang untuk sesuai kondisinya mereka,” sambungnya.

Sementara itu, Universitas Bosowa (Unibos) berencana sudah melakukan kuliah tatap muka pada September 2021.

“Bulan September tahun ajaran baru 2021/2022. Insyaallah,” kata Wakil Rektor I Bidang Akademik Unibos, Baharuddin.

Baharuddin menjelaskan, Unibos tidak ingin mengambil langkah cepat sebelum situasi pandemi betul-betul aman.

“Kami sampai sekarang kami online. Kami menunggu situasi betul-betul aman. Kami sangat padat kalau offline itu dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 8.000 itu,” jelasnya.

Sebagai langkah pencegahan, pihaknya rutin melakukan penyemprotan disinfektan di area kampus.

“Tiap minggu melakukan penyemprotan, terus hand sanitizer semua ruang ada. Kemudian bagian depan security kami ada 26 orang untuk mengawal satu kali 24 jam,” tuturnya.

Baharudin menyebut, bahwa sampai sekarang, persiapan untuk kuliah offline sudah 50%.

“Kalau kondisi sekarang ini plus minus kurang lebih 50 kami sudah rancang semua,” jelasnya.

Dirinya pun berpesan agar mahasiswa senantiasa menjaga protokol kesehatan.

“Kami beri penyuluhan. Kami sarankan memproteksi diri sendiri. Walaupun kami siapkan hand sanitizer di kampus,” katanya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *