Wakil Rakyat di Soppeng Pertanyakan Kinerja Dinkes Tangani Pasien Covid-19

waktu baca 2 menit
Ilustrasi.

bukabaca.id, Soppeng – Dua orang warga Maccile, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, postif Covid-19, akan tetapi keduanya tidak ditangani dengan cepat oleh dikarenakan bukan KTP setempat.

Hal tersebut di ungkap oleh Kepala Desa Macile, Herman, kepada awak media ia mengatakan dari hasil pengambilan Swab, Selasa 21/07/2020.

“Ada enam orang warga Macile postif Covid-19, pada hari itu juga, Selasa (21/07/2020), empat orang langsung ditangani untuk dirawat diruanga isolasi covid-19 RSUD Latemammala, yang dua belum ditangani, baru hari ini Kamis (23/07/2020) rencana akan dirujuk ke makasaar,” ujarnya, Kamis (23/7/2020).

Menurutnya, dua orang tersebut tidak ditangani cepat, ada dua alasan yakni karena bukan KTP Kabupaten Soppeng, dan ruang isolasi telah penuh.

“Tidak ditangani cepat, karena bukan KTP Soppeng, itu yang saksikan babinkatma dan saya sudah menjelaskan itu kepada warga saya, sementara satu warga postif covid-19 sudah mengisolasikan diri di rumah kosong,” pungkas Herman.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Soppeng, membantah bahwa dua pasien postif tersebut tidak di rawat di ruang isolasi covid-19 bukan karna KTP melainkan Ruang isolasi telah penuh.

“Perawatan kita tidak mengenal KTP, selama ada tempat dan memungkinkan kita rawat, dan dua hari tidak ditangani itu tidak benar,” bantahnya.

Lain halnya yang disampaikan oleh anggota DPRD Kabupaten Soppeng, Ismail, ia merasa kecewa dan mempertanyakan kinerja Dinas Kesehatan, lantaran telah membiarkan dua warga Macile itu tidak dirawat.

“Sudah dua hari belum dirawat, malah mau di rujuk ke makassar, kenapa tidak dirawat di soppeng, kalau masalah full ruang isolasi, kenapa tidak dirawat bersamaan dengan empat orang itu, kenapa mesti dipisahkan,” katanya.

Atas kejadian ini, dirinya merasa kecewa dikarenakan warganya telah dibiarkan isolasi dirumahnya tanpa ada penangangan khusus.

“Ini tidak ditangani cepat, apalagi satu orang masih ada bayinya, kalau dibawa ke makassar kasian,nanti ibunya tambah drop, selain itu, satunya juga sudah isolasi mandiri di rumah kosong,” beber Ismail.

Dia pun berharap agar kejadian tersebut tidak terulang kembali, dan Dinas Kesehatan harus menyiapkan ruang isolasi khusus untuk Orang tanpa gejala (OTG).

“Semoga tidak ada terjadi lagi seperti ini,
Dinas Kesehatan mengupayakan tempat untuk isolasi mandri bagi OTG,” harapnya.

Untuk diketahui, Informasi yang di himpun bahwa hari ini kedua warga tersebut akan dirujuk kemakassar untuk dirawat. (Muhammad Ikhlas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *